\(^_^)/ . . . . . Irrashaimase To My Blog . . . . . \(^_^)/

Kamis, 29 April 2010

Budaya Jepang

Seperti halnya Indonesia, Jepang juga memiliki budaya, seni dan tradisi yang sangat banyak dan beragam. Jadi pada bagian ini saya hanya akan mencoba menuliskan budaya yang sudah umum dan dikenal secara luas khususnya oleh masyarakat negara luar. Beberapa diantaranya yang layak untuk ditulis adalah sebagai berikut :





K i m o n o
--------------------
Ki dan Mono

Kimono berasal dari kata ki yang berarti pakai dan mono berarti barang jadi kimono berarti barang yang dipakai atau dikenakan yaitu pakaian. Kimono yang sekarang dikenal sebagai pakaian tradisional Jepang sebenarnya adalah pakaian sehari hari masyarakat Jepang jaman dulu.

Namun selama ini kadang kimono dianggap sebagai pakaian wanita seperti halnya kebaya dalam budaya Jawa. Anggapan yang tidak tepat tentu saja karena kimono juga ada dua macam yaitu untuk pria dan wanita yang tentu saja dengan bentuk yang berbeda.

Kimono untuk pria biasanya sangat sederhana baik dalam design dan juga warna gelap yang biasanya berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua atau hitam. Jenisnya hanya ada dua saja yaitu formal dan non formal.

Kimono untuk wanita dikenal ada beberapa jenis menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri. Kemudian kimono wanita mempunyai warna aksesoris dan design yang beragam. Hal yang sudah bisa dimaklumi tentu saja.




Upacaha Minum Teh
------------------------------
Chadō atau Sadō

Anda tahu caranya minum teh ? Saya yakin Anda pasti tahu. Namun minum teh yang dimaksud dalam upacara ini bukanlah minum dalam pengertian seperti yang mungkin Anda kenal. Merasakan ketika bibir mulai bersentuhan dengan air teh yang ada di gelas, merasakan dan mengirup aromanya serta ketika Anda menyerumutnya terasa suatu kekuatan kehidupan mulai mengalir memasuki diri. Sangat tidak sederhana seperti yang saya bayangkan selama ini.

Tentu saja, upacara minum teh ini adalah salah satu cara meditasi yang mulai dipopulerkan oleh pendeta Buddha dari kelompok Eisai dan Dogen menyebarkan ajaran Zen. Kalau Anda mengetahui lebih lanjut pasti akan lebih menakjubkan lagi karena seni minum teh ini harus dipelajari secara khusus dan ada sekitar 36 aliran dari upacara unik ini dan beberapa aliran tertentu juga mempunyai cabang atau aliran baru. Tidak cukup hanya dipelajari atau dipraktekkan saja namun juga harus terus diperdalam dan disempuranakan yang kadang memakan waktu bertahun tahun bahkan mungkin juga seumur hidup.

Karena acara minum teh ini biasanya dilakukan oleh sekelompok orang, maka pengetahuan tuan rumah untuk mengaatur ruangan untuk upacara (chashitsu) yang meliputi pemilihan lukisan dinding (kakejiku) bunga (chabana) sangatlah penting. Peralatan lainya seperti mangkuk keramik, sendok, teh dan sebagainya adalah dibuat khusus untuk upacara ini saja jadi bukan peralatan sehari hari. Berikut saya kitipkan beberapa penjelasan dari wikipedia : "Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut."

Penjelasan yang sangat tepat. Seperti yang saya sebutkan di awal, upacara minum teh ini adalah dianggap bagian dari meditasi oleh pelakunya. Karena kegiatan ini dilakukan dan dinikmati secara berkelompok, selain tuan rumah, tamu atau undangan juga tentu harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang sama tentang upacara ini. Tidak lucu tentu saja, kalau tuan rumah susah payah menyiapkan upacara namun tamu yang hadir tidak faham sama sekali dan langsung datang dan teguk begitu saja.




Y u k a t a
--------------------
Kimono musim panas

Kimono dan Yukata sebenarnya sama saja yaitu merupakan pakaian tradisional masyarakat Jepang yang dipakai sebagai pakaian sehari hari sebelum mulai diperkenalkannya pakaian model barat pada Era Meiji (1868-1912)

Sebagai pakaian musim panas yukata tentu saja cendrung berbahan tipis dan hanya terdiri dari satu lapis saja jadi pemakaiannya lebih sederhana dan santai dibandingkan dengan kimono yang cendrung tebal, berlapis lapis dan relatif susah untuk dipakai. Kimono untuk wanita biasanya bermotif bunga dan dengan warna cerah meriah sedangkan untuk pria seperti biasa umumnya berwarna gelap .




Seni Berkebun
--------------------
Japanese Garden

Taman atau kebun mempunyai arti yang sangat penting dalam budaya Jepang. Hal ini sepertinya tidak lepas dari pengaruh philosophy Shinto yang merupakan agama atau kepercayaan yang memuja alam. Kemudian agama Buddha yang datang belakangan juga memberi sentuhan dan pengembangan yang tidak kalah besarnya. Banyak tempat ibadah di Jepang khusunya Shinto dan Buddha mempunyai taman yang sangat terkenal keindahannya. Tentu saja taman bukan hanya monopoly dimiliki dan dibangun di kuil saja namun juga dimiliki oleh buat untuk kepentingan pribadi yaitu di rumah.

Taman atau kebun gaya Jepang mempunyai keunikan tersendiri karena merupakan paduan antara tanaman, batu dan air. Kadang di antara tiga bahan di atas batu mempunyai porsi yang sangat besar sehingga cendrung membuatnya berbeda dengan taman gaya Eropa. Penempatan lampu taman yang terbuat dari batu mungkin merupakan salah satu ciri khas dari taman gaya Jepang..

Jepang mempunyai hari libur nasional yaitu hari berkebun yang dirayakan setiap 29 April yang merupakan bagian dari libur Golden Week. Sepertinya hal ini merupakan perwududan dan penghargaan mereka pada tanaman.




Matsuri dan keramaian
--------------------
Festival Budaya

Matsuri adalah suatu festival budaya rakyat yang umumnya berkaitan dengan festival di kuil baik kuil Shinto (Jinja) maupun kuil Buddha (Tera) yang kebanyakan diselenggaran pada musim panas. Karena merupakan budaya rakyat tentu saja selalu ramai dan penuh dengan pengunjung. Seperti biasanya pada setiap keramaian di mana saja selalu disertai dengan kehadiran pedagang kaki lima, suatu aktivias bisnis yang hampir tidak dijumpai dalam kehidupan sehari hari.

Selain kehadiran pedagang kaki lima, event matsuri di suatu tempat juga sangat mudah di temukan karena banyaknya peserta yang hadir dengan menggunakan pakaian yukata yaitu pakaian musim panas. Jadi kalau kita menemukan orang yang berpakaian yukata dalam jumlah cukup banyak di sekitar terminal maka bisa ditebak di sekitar tempat tersebut berlangsung suatu matsuri atau festival kembang api.

Matsuri biasanya berarti festival kuil namun kadang ada juga perkecualiannya, sedangkan matsuri tidak selalu berarti berdoa atau sembahyang, hal itu sudah pasti karena kebanyakan orang datang hanya untuk melihat saja dan seperti biasanya dalam sebuat event pengunjung selalu lebih banyak dibandingkan dengan pesertanya.





Kendō dan Judō
--------------------
Jalan

Kendō adalah olah raga bermain pedang bambu sedangkan Judō pasti sudah Anda tahu artinya nama dari olahraga bela diri dari Jepang. Kata Dō yang terdapat pada akhiran kedua kata diatas mempunyai arti yang sama yaitu jalan dan kalau ditulis dengan huruf kanji mempunyai lambang jalan.

Kalau kita perhatikan lebih jauh ternyata orang Jepang sangat suka memakai kata ini terutama untuk istilah yang berhubungan dengan olah pikiran. Upacara minum teh atau Chadō juga memakai huruf kanji yang sama pada akhiran katanya. Huruf kanji Dōjuga kadang di baca Tō seperti kata Shintō yang artinya sama saja yaitu jalan.